NTB : Idul Adha yang seharusnya menjadi momen kebersamaan dan berbagi, justru menjadi hari penuh kesedihan bagi sejumlah warga kurang mampu di wilayah desa Cempi Jaya kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Banyak dari mereka menangis karena tidak mendapatkan bagian daging kurban yang sangat dinantikan.
Idul Adha adalah momentum spiritual dan sosial yang mengajarkan keikhlasan, pengorbanan, dan kepedulian terhadap sesama. Namun, setiap tahunnya, kisah-kisah pilu dari pelosok negeri kembali terdengar. Salah satunya warga desa Cempi Jaya kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu NTB.
Di kota kecil ini, masih banyak warga yang hidup dalam garis kemiskinan. Mereka hanya berharap sepotong daging kurban untuk bisa dirasakan bersama keluarga – bukan karena rakus, tapi karena itu mungkin satu-satunya kesempatan mereka menikmati daging dalam setahun.
Ina Hani Warga desa Cempi Jaya kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu , yang tinggal di gubuk sederhana Bersama Suaminya yang sakit , meneteskan air mata saat melihat tetangganya menerima daging, sementara ia hanya bisa menatap dari kejauhan. Ia bukan iri, tapi kecewa, karena sistem yang tak berpihak membuatnya terlupakan.
Masalah ini bukan hanya soal jumlah hewan kurban, tapi soal keberpihakan dan keadilan. Apakah panitia benar-benar memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan? Ataukah pembagian daging lebih didasarkan pada kedekatan dan status sosial?
Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan, tapi juga tentang menyembelih ego, keserakahan, dan ketidakpedulian sosial. adalah cerminan dari banyak daerah lain yang mungkin mengalami hal serupa. Mari kita ubah cara berpikir kita: bahwa kurban bukan sekadar ritual, tapi panggilan untuk membagi kasih kepada mereka yang hidup dalam kekurangan.
Kalau ada Yang Punya Alamat Lengkap Dan NMR HP Ibu Hani INi Bisa HUbungi Kita Media Kampoeng Media 081237333341 / 082128333341 / 081277333341 atas nama bram pajarewo
“Anda Bisa klik link di bawa ini ….
Assyifa Nzr